Ads 468x60px

Kamis, 17 Januari 2013

Renungan Untuk Kita





Renungan Untuk Kita

Pernahkah anda menatap wajah orang-orang yang anda sayang ketika mereka sedang tidur? Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang nampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang. Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun akan tampak polos dan jauh berbeda jika dia sedang tidur. Orang yang paling kejam di dunia pun jika dia sudah tidur tak akan kelihatan wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah anda saat beliau sedang tidur. Sedarilah, betapa badan yang dulu kuat dan gagah itu kini semakin tua dan lemah, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya. Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya. Orang inilah, rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.

Sekarang, beralihlah. Lihatlah ibu anda…. Hmm… kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai–belai tubuh bayi kita itu kini kasar kerana menempuhi kehidupan yang mencabar demi kita. Orang inilah yang tiap hari menguruskan keperluan kita.

Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan membebeli kita semata- mata kerana rasa kasih dan sayang, dan sayangnya, itu sering kita salah ertikan.

Cobalah menatap wajah orang-orang yang kita cintai.. sayangi itu. Ayah, Ibu, Suami, Isteri, Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya. Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya. Rasakanlah energi cinta yang mengalir perlahan-lahan saat menatap wajah mereka yang terlelap itu.

Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk kebahagiaan anda. Pengorbanan yang kadang-kadang tertutupi oleh salah faham kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar.

Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu akan tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur. Pengorbanan yang kadang melelahkan serta memenatkan mereka namun enggan mereka ungkapkan. Dan ekspresi wajah ketika tidur pun membantu untuk mengungkap segalanya.

Tanpa kata, tanpa suara dia berkata… “Betapa lelahnya.. penatnya aku hari ini”. Dan penyebab lelah dan penat itu? Untuk siapa dia berpenat lelah tak lain adalah KITA…..

Suami yang bekerja keras mencari nafkah, isteri yang bekerja keras mengurus dan mendidik anak, juga rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah menemani hari-hari suka dan duka bersama kita.

Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka. Rasakanlah betapa kebahagiaan dan rasa terharu seketika menerpa jika mengingat itu semua.

Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok mereka “orang-orang terkasih itu” tak lagi membuka matanya, untuk selamanya …

Budaya Gotong Royong




Gotong royong, 'hirup sauyunan', berat sama dipikul ringan sama dijunjung adalah peribahasa, ungkapan kata untuk berbuat yang baik menyangkut hajat hidup orang banyak. Perbuatan yang telah lama dilakukan sejak jaman dahulu ketika manusia mengisi bumi. Dengan menitik beratkan pada kebersamaan dan kerukunan dalam pekerjaan dan pikiran, akan terasa gampang dan mudah dihasilkan, entah itu menyangkut diri pribadi maupun untuk bersama. Karena manusia adalah makhluk sosial dan bukannya makhluk individu, maka sepatutnya kudu beriteraksi pada lingkungannya. Betapa kurang berharganya seorang diri warga, manakala tidak berjiwa sosial ini, sebab akan menjadikan diri pribadi dikucilkan oleh khalayak warga. Namun, bila menghendaki 'makarep dewek', begimana gue aja alias semau gie, maka tanggung sendiri akibatnya tatkala diri punya hajat dan kepentingan yang membutuhkan kebersamaan, seperti melakukan resepsi dlsb.

Atas dasar itu pula, sebagaimana nanti dijaman era global, hidup acuh tak acuh akan dikucilkan oleh komunitasnya. Entah dalam lingkup regional atau global inter luar negeri, dalam lingkup rumah tangga atau lingkungan warga dalam bertetangga.

Akan terasa akhir dikemudian hari, manakala menyendiri, betapa penting dan perlu hidup gotong royong itu, perlu sekali hidup rukun dan damai ini, saling asah saling asuh dan saling mengasah diri. Dewasa merangkul yang muda, muda menghormat dan menghargai titah yang tua.

Selasa, 08 Januari 2013

Kode Situs Situs Backlink



Kode Situs Situs Backlink

Minggu, 23 Desember 2012

Macam-macam Penyaring Air




Pada saat kita butuh untuk menggunakan air jernih maka perlu memasang penyaring air agar didapatkan sejernih air alaminya entah dari alat yang sederhana terbuat dari sehelai kain katun hingga alat yang modern yang butuh biaya extra. Adakalanya kita dalam kesederhanaan, dana untuk mengadakan yang maksimal belum tercapai namun kebutuhan akan air yang layak di gunakan harus didapat, otomatis kerja dan berfikir untuk itu.

Kali ini ada cara sederhana penyaringan air keruh mudah-mudahan manfaat. 

Menggunakan galon, ember cat dan sebagainya.
Bahan yang digunakan berupa galon cat bekas atau kaleng-kaleng bekas yang disusun bertumpuk dan diberi lubang. Untuk kaleng teratas yang pertama menampung air mengalir berisi kapas filter, kaleng kedua berisi batu zeolit aktif yang sudah direbus 5 jam. Batu zeolit ini mudah ditemukan di toko-toko aquarium dan harganya relatif murah. Kemudian kaleng dibawahnya berisi arang tempurung kelapa aktif. Seterusnya setelah melewati berbagai tahapan ini, maka air yang tadinya keruh akan keluar menjadi bersih, jernih alami seperti sipat air di alam benas.

Atau dibuat seperti gambar ini terserah medianya menggunakan apa adanya saja.
Macam-macam Penyaring Air

Sebagaimana maklum bahwa teknik penyaringan air ini telah lama di gunakan, bahkan pada jaman Kesultanan Banten dahulu dan masih ada hingga sekarang telah ada. Dari Tasik Kardi yaitu telaga buatan dibuat sedemikian rupa untuk penampungan air dan di alirkan ke lokasi masjid Agung Banten melalui tahapan-tahapan. Dari Pengindelan, pengabangan di tengah jalannya menggunakan terusan sampai ketujuan. Air Tasik Kardi ini setelah sampai di kolam tampungan akhir berubah warna dari keruh menjadi jernih. Alhamdulillah kita telah mendapat pengetahuan dari peninggalan-peninggalan dahulu. Sekian wassalam.

 
We on Scribd DMCA.com