Gotong royong, 'hirup sauyunan', berat sama dipikul ringan sama dijunjung adalah peribahasa, ungkapan kata untuk berbuat yang baik menyangkut hajat hidup orang banyak. Perbuatan yang telah lama dilakukan sejak jaman dahulu ketika manusia mengisi bumi. Dengan menitik beratkan pada kebersamaan dan kerukunan dalam pekerjaan dan pikiran, akan terasa gampang dan mudah dihasilkan, entah itu menyangkut diri pribadi maupun untuk bersama. Karena manusia adalah makhluk sosial dan bukannya makhluk individu, maka sepatutnya kudu beriteraksi pada lingkungannya. Betapa kurang berharganya seorang diri warga, manakala tidak berjiwa sosial ini, sebab akan menjadikan diri pribadi dikucilkan oleh khalayak warga. Namun, bila menghendaki 'makarep dewek', begimana gue aja alias semau gie, maka tanggung sendiri akibatnya tatkala diri punya hajat dan kepentingan yang membutuhkan kebersamaan, seperti melakukan resepsi dlsb.
Atas dasar itu pula, sebagaimana nanti dijaman era global, hidup acuh tak acuh akan dikucilkan oleh komunitasnya. Entah dalam lingkup regional atau global inter luar negeri, dalam lingkup rumah tangga atau lingkungan warga dalam bertetangga.
Akan terasa akhir dikemudian hari, manakala menyendiri, betapa penting dan perlu hidup gotong royong itu, perlu sekali hidup rukun dan damai ini, saling asah saling asuh dan saling mengasah diri. Dewasa merangkul yang muda, muda menghormat dan menghargai titah yang tua.