Ads 468x60px

Sabtu, 06 Oktober 2012

Budidaya Ikan Lele Kolam Terpal




Budidaya Ikan Lele Kolam Terpal
kolam terpal

Kali ini Admin memenuhi janjinya akan mengetengahkan Budidaya ikan lele dalam kolam terpal. Tahukah kita bahwa. budidaya lele adalah salah satu bisnis yang cukup menjanjikan. Betapa tidak permintaan pasar akan ketersediaan ikan lele semakin besar dari tahun ke tahun. Dalam hal ini ikan lele yang paling mudah dibudidayakan adalah ikan lele dumbo. Selain memiliki tekstur daging yang renyah sehingga diminati banyak orang, ikan lele dumbo juga merupakan jenis lele yang cepat besar, dan dalam perawatannya juga sangat mudah dilakukan.

Budidaya Ikan Lele Kolam Terpal
lele dalam kolam

Meski kondisi air tempat memelihara ikan lele dumbo tidak terlalu bersih, tetapi ikan ini terbukti dapat bertahan hidup dan berkembang dengan baik. Oleh sebab itu memelihara ikan lele di kolam terpal juga sangat layak dilakukan. Dengan membudidayakan iklan lele melalui terpal, maka salah satu keuntungan yang bisa didapatkan adalah usaha ini dapat dijalankan meski modal yang tersedia tidak terlalu besar.

Dalam budidaya ikan lele di kolam terpal dapat dijalani dengan dua tujuan, yaitu sebagai pembibitan dan juga sebagai konsumsi. Bila kita memilih budidaya ikan lele sebagai pembibitan juga merupakan pilihan yang sangat tepat, sebab kebutuhkan akan bibit ikan lele juga selalu semakin meningkat setiap saat. Selain itu budidaya ikan lele dengan tujuan konsumsi juga merupakan pilihan yang tidak salah, sebab kebutuhan akan ikan lele untuk bahan konsumsi juga semakin hari semakin meningkat pula.

Budidaya Iklan Lele Untuk Pembibitan
Hal yang perlu diketahui bila ingin membudidayakan ikan lele, khusus pada bidang pembibitan adalah saat pemijahan dan penetesan telur lele. Setelah menetas bibit ikan lele dapat dijual kepada peternak lain untuk dibesarkan atau dipelihari kembali hingga besar. Karena bibit lele langsung bisa dijual ketika menetas, sehingga merupakan salah satu peluang usaha yang cukup menjanjikan.

Penyediaan bibit ikan lele dengan ukuran 2-3 cm dapat tercapai ketika usia penetasan sudah mencapai sebulan. Umumnya pemeliharaan bibit dilakukan di kolom berlumpur atau sawah yang memerlukan lahan yang relatif lebih luas. Tetapi pemeliharaan bibit ikan lele juga sebenarnya bisa dilakukan di kolam terpal, meski hal ini tidak bisa dilakukan dalam jumlah polulasi bibit yang terlalu besar. Agar bibit ikan lele cepat besar ketika memiliharanya pada kolam terpal, maka hal yang harus dilakukan adalah memberikan makanan berupa pelet yang cukup setiap harinya.

Untuk menjadikan bibit ikan lele hingga ukuran 5-7 cm, maka perlu waktu hingga 2 bulan. Setelah bibit mencapai ukuran ini, maka sejatinya sudah bisa dijual sebagai bibit yang mendatangkan profit bagi peternak.
Budidaya Ikan Lele Untuk Konsumsi
Lele untuk keperluan konsumsi dapat dipelihara ketika mencapai ukuran 5-7 cm. Ukuran bibit yang lebih besar, akan lebih baik pula untuk dibudidayakan. Agar panen berlangsung dengan cepat, yaitu sekitar 3-4 bulan masa budidaya, maka ikan harus diberi makanan ekstra dan optimal. Budidaya ikan lele untuk konsumsi dinilai cukup mudah, sebab ikan dengan ukuran lebih besar akan lebih tahan terhadap penyakit.

Persiapan Pembuatan Kolam Terpal
Hal yang paling utama dilakukan ketika ingin membudidayakan ikan lele untuk tujuan konsumsi adalah mempersiapakan tempat budidaya. Dalam hal ini dilakukan di kolam terpal, sehingga pembuatan kolam terpal adalah hal yang paling penting untuk dilakukan.

Dalam persiapan kolam terpal dibutuhkan material berupa terpal dan persiapan perangkat pendukung lainnya. Untuk 100 ekor ikan lele, maka kolam yang harus dipersiapkan adalah dengan ukuran 2 x 1x 0.6 meter. Pembuatan kolam bisa dilakukan dengan menggali tanah dan kemudian diberi terpal atau dengan membuat rangka dari kayu atau bambu sebagaimana membuat pagar, dan kemudian diberi terpal. Cara menggali tanah yang kemudian diberi terpal adalah cara yang paling tepat karena akan membuat kondisi terpal lebih tahan lama.



Budidaya lele kolam terpal dalam youtube


Pemeliharaan Ikan Lele 
Kolam terpal yang sudah tersedia, kemudian diisi dengan air yang tidak terlalu dalam terlebih dahulu. Untuk bibit ikan lele yang berukuran 5-7 cm bisi diisi dengan air 40 cm. Hal ini dilakukan agar anakan ikan tidak merasa capek naik turun dari dasar kolam untuk mengambil oksigen. Seiring dengan pertambahan usia dan juga ukuran tubuh ikan lele, maka kedalaman air kolam juga bisa dilakukan. Perlu disediakan pula rumpon atau pelindu untuk lele. Karena lele merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah tertutup.

Pemberian pakan pelet dilakukan 2 kali sehari. Lebih bagus dilakukan pemberian makanan lebih dari dua kali sehari, tetapi dengan jumlah yang lebih sedikit. Bila lingkungan tersedia pakan alami seperti bekicot, kerang, keoang emas, rayap dan lain-lain, dapat dilakukan untuk menambah makanan alami untuk lele. Makanan alami ini selain menghemat pengeluaran juga bisa memberi kandungan protein yang tinggi sehingga pertumbuhan lele akan lebih cepat.

Penggantian air kolam terpal juga perlu dilakukan 10-30 persen setiap minggu. Meski ikan lele dianggap tahan terhadap kondisi air, tetapi bila air kolam terpal tidak diganti akan membuat kondisi air menjadi bau. Dengan kondisi air yang berbau akan membuat ikan lele mudah diserang penyakit.

Khusus untuk ikan lele pada usia 1 bulan, perlu dilakukan seleksi dan pemisahan yang memiliki ukuran yang berbeda.Meski Lele dumbo tahan terhadap kondisi air yang buruk ada baiknya perlu diganti air sekitar 10-30% setiap minggu, agar kolam tidak terlalu kotor dan berbau. Penyakit pada ikan lele mudah menyerang pada air dengan kondisi yang kotor. Pada usia satu bulan atau lebih, maka jika diperlukan perlu dilakukan seleksi dan pemisahan lele yang memiliki ukuran yang berbeda. Biasanya lele mengalami pertumbuhan yang tidak sama, sehingga jika tidak dipisahkan lele dengan ukuran kecil akan kalah bersaing dalam berebut makanan. Selain itu pisahkan jika ada ikan yang terindikasi terserang penyakit agar tidak menular.

Demikian Budidaya Ikan Lele Kolam Terpal dan Cara Budidayanya disajikan pada Anda. Semoga ada manfaatnya.

Jumat, 05 Oktober 2012

Budidaya Ikan Lele




Dalam membahas budidaya ikan lele telah banyak yang mengulasnya di berbagai artikel, dari yang sederhana hingga yang komplit uraiannya, kita tinggal membaca dan langsung memeraktekkannya. Berhubung admin sudah janji akan mengisi artikel Budi Daya Ikan Lele, walau alakadar dan amat sangat sederhana, disamping sebagai pengalaman nyata pernah dan masih hingga sekarang digeluti, sebagai ringkasan maka kali ini bahasan itu hanya mencakup segi utama saja yaitu: Persiapan Awal dan Cara Pengolahan.

Budidaya Ikan Lele
benih ikan lele

Kita telah maklum dan pasti tahu akan ikan ini. Ilan lele adalah merupakan jenis ikan konsumsi yang banyak disukai orang di Indonesia. Pada awalnya kebanyakan spesies lele ditangkar dari populasi liar di alam, tetapi dalam kurun beberapa tahun belakangan, Lele yang bentuknya dumbo atau lebih besar dari biasanya ikan lele dikali, merupakan jenis ikan lele yang didatangkan dari Afrika telah menjadi populer sebagai ikan ternak dan dibudidaya di masayarakat.

Sejauh ini lele juga telah menjadi ikan budidaya air tawar yang sangat populer. Produksi budidaya ikan lele semakin meningkat tajam setiap tahun. Lele banyak disukai konsumen karena memiliki tekstur daging yang lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan harganya juga cenderung murah.

Namun tahukah kiranya kita, bahwa budidaya ikan lele ini butuh pengelolaan yang amat extra hati-hati. Betapa tidak, karena ikan yang satu ini harus optimal pemeliharaanya agar dihasilkan yang optimal pula. Itu menyangkut dari tata cara dan pemberlakuan untuk budidaya. Sekedar informasi, jika di tanam pada kolam yang biasa, ikan lele ini akan tumbuh besar tanpa kudu dipelihara dan diurus pakannya. Akan tetapi beda hasilnya untuk dijadikan bahan ekonomis alias dijadikan mata pencaharian khusus bukan sekedar hobi atau utuk dikonsumsi keluarga.

Ada dua cara budidaya ikan lele ini yaitu dengan di ternakkan dalam kolam biasa, baik terbuat dari kolam tanah maupun dari bahan batu dan bata atau kolam tembok, dalam bentuk permanen atau semi permanen. kedua dibuat kolam dari terpal. Semua mempunyai tata cara tersendiri dan punya kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Namun penulis tidak sepenuhnya membahas pada masalah itu, nanti akan diketahui ditengah perjalanan manakala sudah berkecimpung dalam hal ihwal budidaya ikan lele ini.

Semua itu, entah kolam dari tembok permanen atau terbuat dari terpal, kita butuh yang namanya benih ikan, dan tiada mungkin kolam sudah terisi air akan tidak diisi ikan, akan percuma, modal tidak berjalan. Maka untuk mengantisipasinya jika itu didapat dan modal pun ada, banyak dibeli dipasaran. Akan tetapi jika ingin mengadakanya dari hasil olah sendiri, maka perlu perbuatan extra dan tambahan waktu. Pertama kita melakuakan pembenihan dari membuat kolamnya, memilih induk, pemijahan dan masa panen hasil.

Pertama disini penulis akan menuliskan cara pembenihan ikan lele dalam kolam bukan terpal, kedua dalam postigan yang beda akan menerangkan khusus cara pembenihan menggunakan kolam terpal.

Persiapan Awal.
Persiapan Pembenihan meliputi:

  1. Pembuatan kolam
  2. Persiapan kolam
  3. Pemilihan induk

Cara Pengolahan
  1. Pemijahan induk
  2. Proses penetasan telur
  3. Pemberian pakan dan Perawatan benih
Hasi akhir atau panen


  • Pemanenan benih


Pembuatan kolam
Kolam perkawinan atau kolam pemijahan adalah kolam yang terbuat dari semen dengan ukuran panjang 2 meter, lebar 1 meter, kedalaman 0,4 meter. Adapun pada bagian pinggiran atas atau bibir kolam tersebut dibuat menjorok ke dalam agar lele tidak mudah untuk lompak keluar. Sementara pada bagian dasar kolam, yaitu pada bagian tengah-tengah dibuat cekungan untuk mengumpulkan benih apabila dipanen kelak. Dari cekungan yang dibuat tersebut dihubungkan keluar dengan pipa PVC/paralon sebagai saluran penguras air.

Air yang digunakan untuk mengisi kolam pemijahan sebaiknya dipakai adalah air yang bersumber dari sungai yang jernih dan tidak tercemar. Sementara bagi Anda yang tinggal diperkotaan dan kesulitan mendapatkan air sungai yang jernih dan tidak tercemar, maka sebelumnya air yang akan dipergunakan tersebut harus diendapkan atau disaring terlebih dahulu.

Persiapan Kolam
Sebelum kolam akan dipakai, maka sebelumnya kolam tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu. Apabila kolam semen masih baru dibuat dan masih bersifat terlalu alkalis (pH tinggi), maka harus dinetralkan terlebih dahulu. Cara melakukan penetralan dapat dilakukan dengan cara merendam kolam dengan air biasa selama 2 minggu, kemudian dibersihkan dan dikeringkan selama 1 hari, sehingga kemudian sudah dapat dipergunakan.

Setelah proses pembersiahan kolam dilakukan, dan sebagai pengantisipasi musim penghujan, diberi atap berupa tutup sederhana dari plastik, supaya jika turun hujan tidak terlalu mengganggu dan berakibat pada telur.

Pemilihan induk
Induk untuk pemijahan ini hendaknya dipilih yang benar-benar telah matang telur yang dikandungnya dan siap memijah. Biasanya induk lele setelah lim, enam bulan pemijahan bila pernah dilakukan akan bertelur kembali. Untuk satu kolam pemijahan yang ukurannya memang kecil itu cukup satu pasang saja dengan berat indukan betina dan jantan disamakan, atau bisa juga dengan menggunakan tatacara pemijahan ikan mas, yaitu satu banding lima dengan memilih jantan yang gesit dan badannya lebih kecil dari betina.

Indukan jantan dan betina yang telah dipilih hendaknya telah siap untuk memijah. Dalam hal ini perlu keterampilan khusus dari seorang peternak untuk mengetahui kondisi indukan yang memang benar-benar sudah siap untuk memijah (kawin).

Setelah kolam disiapkan dengan mengairinya jangan lupa pasang ijuk didalamnya untuk menempelkan telur dan gampang diambil buat ditetaskan. Namun bila memasang ijuk, usahakan agar tidak dipasang mengambang dan diapit bambu, karena akan melukai kulit indukan. Maka, sebenarnya ijuk pasang didasar kolam menggunakan pemberat.

Pemijahan
Memijah artinya perkawinan yang diikuti dengan tingkah laku lele betina meletakkan telur dan dibuahi oleh yang jantan (fertilisasi). Sebaiknya induk jantan dan betina yang sudah dipilih itu dimasukkan ke dalam kolam pemijahan pada pagi hari. Maka seharian pasangan tersebut saling berkenalan serta mengadakan penyesuaian terhadap lingkungan kolam yang masih baru. Pada hari itu makanan yang diberikan ialah cacing tanah atau cacing sutera, tidak perlu banyak, asal cukup dimakan satu waktu saja selama 5 menit. Ikan yang hendak memijah agaknya kurang nafsu makannya.

Pemijahan berlangsung pada sore atau malam harinya. Esoknya dapat terlihat telur-telur tersebar menempel pada ijuk, tetapi sebagian ada yang tercecer di dasar kolam. Telur yang dibuahi berwarna kuning cerah dan akan menetas setelah 1 - 2 hari. Telur yang tidak terbuahi akan mati dan berwarna keruh, akhirnya ditumbuhi jamur. Selanjutnja induk diangkat dari kolam agar tidak mengkonsumsi telur dipindahkan ke dalam kolam lain untuk dipelihara dengan baik agar dapat bertelur lagi setelah pada saatnya tiba..

Sampai hari ketiga setelah menetas, benih lele belum makan, melainkan menyerap kuning telur yang masih tersisa pada bagian perutnya. Jumlah telur yang dihasilkan oleh induk lele dihitung pada besarnya induk itu. Makin besar badannya makin banyak telurnya. Rata-rata jumlah telur berkisar antara 1000 sampai 5000 butir. Apabila induknya sehat maka daya tetas telur cukup baik, hampir semuanya dapat menetas.

Proses penetasan telur atau Pendederan
Burayak atau benih ikan lele yang telah berumur 7 hari sebenarnya sudah dapat dipindahkan ke kolam lain, tetapi boleh juga tidak dipindahkan. Pemeliharaan bisa dilanjutkan di dalam kolam pemijahan. Pengipukan di dalam kolam dapat berlangsung selama 1 - 2 bulan, dengan diberi pakan buatan atau makanan yang terdiri atas organisme-organisme hidup seperti cacing sutera (Tubifex), cuk (jentik-jentik), kutiair, dan sebagainya.

Setelah masa pemeliharaan 2 bulan, benih lele mencapai ukuran 5-10 cm dapat dipasarkan (dijual). Selama pemeliharaan benih itu, pembudidaya/peternak memperhatikan burayak itu secara cermat setiap hari. Pemberian pakan tidak boleh berlebihan, melainkan diberikan sedikit demi sedikit sejumlah kira-kira habis termakan dalam waktu 15 menit, lalu pemberian pakan dihentikan. Sebaiknya dalam sehari diberi pakan beberapa kali, misalnya 4 - 5 kali sehari, pagi, siang, dan sore/senja.

Peternak harus memperhatikan keadaan air kolam, mengingat bahwa kolam tidak memperoleh aliran air terus- menerus karena keterbatasan air di daerah perkotaan jika memang dikota. Maka apabila terlihat air mulai keruh/kotor, supaya air diganti. Pada umumnya pergantian air sekali dalam 2 minggu sudah memadai.

Pemberian pakan dan Perawatan benih
Benih ikan lele yang baru saja menetas tidak perlu diberi makanan. Benih-benih itu hidup dari menyerap kuning telurnya. Pada ikan lele habisnya kuning telur itu 5 hari. Jadi sesudah waktu lima hari, benih ikan sudah dapat makan. Karena itu makanan biasanya harus tersedia. Di alam, benih-benih lele yang masih kecil-kecil itu memakan organisme-organisme yang terdapat di air, misalnya kutu air (Rotatoria, Cladosera, Copepoda, dan sebagainya) yang pasti banyak terdapat di air dalam sarangnya.

Dalam usaha pembenihan, orang mengusahakan agar benih-benih ikan yang sudah menetas itu tumbuh subur dan tidak banyak yang mati. Salah satu cara yakni memberi makanan secara khusus untuk anak-anak lele yang masih kecil-kecil itu. Untuk itu, dapat diberikan kutu-kutu ikan berupa binatang-binatang renik seperti disebutkan di atas. Binatang renik itu dapat diperoleh dari kolam-kolam lain yang subur, atau dapat  secara sengaja dibiakkan di dalam kolam-kolam kultur tersendiri.

Pemanenan benih
Air dikeluarkan dari kolam pemijahan itu sehingga hampir kering, maka burayak, benij leIe terkumpul di dalam cekungan di dasar kolam yang masih sedikit berair. Maka dengan mudah burayak ditangkap dengan seser.

Demikianlah artikel tentang cara budidaya ikan lele yang bisa disampaikan kepada Anda termasuk didalamnya Cara pembenihan Ikan Lele. Lihat pula artikel lainnya yang tidak kalah menarik. Semoga bermanfaat..

Minggu, 30 September 2012

Ikan Lele




Ikan Lele
Setidaknya terdapat enam jenis keluarga ikan berkumis ini, sebagian spesies pribumi dan sebagian lagi spesies asing, yang dapat dikembangkan di Indonesia.

1. Clarias batrachus dikenal sebagai ikan lele (Jawa),
· ikan kalang (Sumatera Barat),
· ikan maut (Sumatera Utara), dan
· ikan pintet (Kalimantan Selatan).

2. Clarias teysmani dikenal sebagai lele kembang (Jawa Barat),
· kalang putih (Padang).

3. Clarias melanoderma dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan),
· wais (Jawa Tengah),
· wiru (Jawa Barat).

4. Clarias nieuhofi dikenal sebagai ikan lindi (Jawa),
· limbat (Sumatera Barat),
· kaleh (Kalimantan Selatan).

5. Clarias loiacanthus dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat),
· ikan penang (Kalimantan Timur).

6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele dumbo atau King Cat Fish, spesies asing yang berasal Afrika.

Minggu, 23 September 2012

Emping Dan keceprek





Emping Dan keceprek
Bila berkunjung ke Cikadueun kurang lengkap jika tiada merasakan si kerupuk ini. Emping namanya orang menyebutkan atau keceprek (keripik, kerupuk;). Adalah suatu jenis makanan camilan (food snack) yang dibuat dari biji buah melinjo. Emping bukan merupakan makanan asing bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, karena bahannya amat gampang dan pohonnya, tumbuhan melinjo masih banyak dipelihara. Emping melinjo ini biasanya digunakan sebagai pelengkap makanan seperti gado-dado, soto, bakso, bubur ayam dan lain sebagainya, malahan sudah menjadi pelengkap makan pavorit ditiap-tiap rumah.

Proses pembuatannya sangat mudah dan sederhana, yaitu dengan menyangrai (mengoseng tidak sampai gosong) biji melinjo menggunakan media penggorengan apa saja yag penting tebal dan tahan panas, biasaya kwali tebal dan ada juga yang menggunakan periuk, bahan terbuat dari tanah seumpama keramik. Sibiji dioseng bersama pasir agar panasnya merata tunggu hingga masak. Setelah dianggap matang kemudian diambil bijinya untuk diperoses menjadi emping. Dan proses ini, biji buah masih panas karena bila dibiarkan dingin, megupasannya tidak semudah bila masih panas. Pertama dikupas kulit dengan cara dimemarkan lalu setelah semua kulitnya hilang kemudian dipukul-pukul sampai tipis, entah itu dibuat satu piringan atau satu piringan dari dua, lima biji emping tergantung bagaimana emping akan dibuatnya.  Dan secara pembuatannya kadang dapat dicampur dengan udang atau kerang untuk menambah rasa dan rupa yang telah digoreng.

Sebenarnya hasil peroses pembuatan emping ini ada dua macam: emping dan keceprek. Bila ingin dibuat emping maka pemukulan biji buah melinjo lebih dari satu kali pukulan hingga bentuknya pipih bagai duit receh. Beda jika diperoses menjadi keceprek, cara pembuatannya cukup dipukul satu kali. Agaknya tidak berlebihan memang, bagi yang belum tahu bentuk emping dan keceprek akan mengatakan kerupuk emping saja.

Bila peroses pembuatannya telah selesai dan banyak diperoduksi, artinya bukan sekedar untuk dikonsumsi peribadi dan keluarga saja maka dampak ekonomisnya jelas telah menunggu didepan. Biasanya emping dan keceprek dipasarkan dalam keadaan mentah namun tidak sedikit pula yang sudak dimasak. Banyak pula dibeli sebagai kenang-kenangan, oleh-oleh, tanda mata untuk keluarga dirumah bagi para pengunjung yang ziarah di Cikadueun.

Oleh-oleh Emping Dan keceprek


 
We on Scribd DMCA.com