Ads 468x60px

Jumat, 05 Oktober 2012

Budidaya Ikan Lele




Dalam membahas budidaya ikan lele telah banyak yang mengulasnya di berbagai artikel, dari yang sederhana hingga yang komplit uraiannya, kita tinggal membaca dan langsung memeraktekkannya. Berhubung admin sudah janji akan mengisi artikel Budi Daya Ikan Lele, walau alakadar dan amat sangat sederhana, disamping sebagai pengalaman nyata pernah dan masih hingga sekarang digeluti, sebagai ringkasan maka kali ini bahasan itu hanya mencakup segi utama saja yaitu: Persiapan Awal dan Cara Pengolahan.

Budidaya Ikan Lele
benih ikan lele

Kita telah maklum dan pasti tahu akan ikan ini. Ilan lele adalah merupakan jenis ikan konsumsi yang banyak disukai orang di Indonesia. Pada awalnya kebanyakan spesies lele ditangkar dari populasi liar di alam, tetapi dalam kurun beberapa tahun belakangan, Lele yang bentuknya dumbo atau lebih besar dari biasanya ikan lele dikali, merupakan jenis ikan lele yang didatangkan dari Afrika telah menjadi populer sebagai ikan ternak dan dibudidaya di masayarakat.

Sejauh ini lele juga telah menjadi ikan budidaya air tawar yang sangat populer. Produksi budidaya ikan lele semakin meningkat tajam setiap tahun. Lele banyak disukai konsumen karena memiliki tekstur daging yang lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan harganya juga cenderung murah.

Namun tahukah kiranya kita, bahwa budidaya ikan lele ini butuh pengelolaan yang amat extra hati-hati. Betapa tidak, karena ikan yang satu ini harus optimal pemeliharaanya agar dihasilkan yang optimal pula. Itu menyangkut dari tata cara dan pemberlakuan untuk budidaya. Sekedar informasi, jika di tanam pada kolam yang biasa, ikan lele ini akan tumbuh besar tanpa kudu dipelihara dan diurus pakannya. Akan tetapi beda hasilnya untuk dijadikan bahan ekonomis alias dijadikan mata pencaharian khusus bukan sekedar hobi atau utuk dikonsumsi keluarga.

Ada dua cara budidaya ikan lele ini yaitu dengan di ternakkan dalam kolam biasa, baik terbuat dari kolam tanah maupun dari bahan batu dan bata atau kolam tembok, dalam bentuk permanen atau semi permanen. kedua dibuat kolam dari terpal. Semua mempunyai tata cara tersendiri dan punya kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Namun penulis tidak sepenuhnya membahas pada masalah itu, nanti akan diketahui ditengah perjalanan manakala sudah berkecimpung dalam hal ihwal budidaya ikan lele ini.

Semua itu, entah kolam dari tembok permanen atau terbuat dari terpal, kita butuh yang namanya benih ikan, dan tiada mungkin kolam sudah terisi air akan tidak diisi ikan, akan percuma, modal tidak berjalan. Maka untuk mengantisipasinya jika itu didapat dan modal pun ada, banyak dibeli dipasaran. Akan tetapi jika ingin mengadakanya dari hasil olah sendiri, maka perlu perbuatan extra dan tambahan waktu. Pertama kita melakuakan pembenihan dari membuat kolamnya, memilih induk, pemijahan dan masa panen hasil.

Pertama disini penulis akan menuliskan cara pembenihan ikan lele dalam kolam bukan terpal, kedua dalam postigan yang beda akan menerangkan khusus cara pembenihan menggunakan kolam terpal.

Persiapan Awal.
Persiapan Pembenihan meliputi:

  1. Pembuatan kolam
  2. Persiapan kolam
  3. Pemilihan induk

Cara Pengolahan
  1. Pemijahan induk
  2. Proses penetasan telur
  3. Pemberian pakan dan Perawatan benih
Hasi akhir atau panen


  • Pemanenan benih


Pembuatan kolam
Kolam perkawinan atau kolam pemijahan adalah kolam yang terbuat dari semen dengan ukuran panjang 2 meter, lebar 1 meter, kedalaman 0,4 meter. Adapun pada bagian pinggiran atas atau bibir kolam tersebut dibuat menjorok ke dalam agar lele tidak mudah untuk lompak keluar. Sementara pada bagian dasar kolam, yaitu pada bagian tengah-tengah dibuat cekungan untuk mengumpulkan benih apabila dipanen kelak. Dari cekungan yang dibuat tersebut dihubungkan keluar dengan pipa PVC/paralon sebagai saluran penguras air.

Air yang digunakan untuk mengisi kolam pemijahan sebaiknya dipakai adalah air yang bersumber dari sungai yang jernih dan tidak tercemar. Sementara bagi Anda yang tinggal diperkotaan dan kesulitan mendapatkan air sungai yang jernih dan tidak tercemar, maka sebelumnya air yang akan dipergunakan tersebut harus diendapkan atau disaring terlebih dahulu.

Persiapan Kolam
Sebelum kolam akan dipakai, maka sebelumnya kolam tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu. Apabila kolam semen masih baru dibuat dan masih bersifat terlalu alkalis (pH tinggi), maka harus dinetralkan terlebih dahulu. Cara melakukan penetralan dapat dilakukan dengan cara merendam kolam dengan air biasa selama 2 minggu, kemudian dibersihkan dan dikeringkan selama 1 hari, sehingga kemudian sudah dapat dipergunakan.

Setelah proses pembersiahan kolam dilakukan, dan sebagai pengantisipasi musim penghujan, diberi atap berupa tutup sederhana dari plastik, supaya jika turun hujan tidak terlalu mengganggu dan berakibat pada telur.

Pemilihan induk
Induk untuk pemijahan ini hendaknya dipilih yang benar-benar telah matang telur yang dikandungnya dan siap memijah. Biasanya induk lele setelah lim, enam bulan pemijahan bila pernah dilakukan akan bertelur kembali. Untuk satu kolam pemijahan yang ukurannya memang kecil itu cukup satu pasang saja dengan berat indukan betina dan jantan disamakan, atau bisa juga dengan menggunakan tatacara pemijahan ikan mas, yaitu satu banding lima dengan memilih jantan yang gesit dan badannya lebih kecil dari betina.

Indukan jantan dan betina yang telah dipilih hendaknya telah siap untuk memijah. Dalam hal ini perlu keterampilan khusus dari seorang peternak untuk mengetahui kondisi indukan yang memang benar-benar sudah siap untuk memijah (kawin).

Setelah kolam disiapkan dengan mengairinya jangan lupa pasang ijuk didalamnya untuk menempelkan telur dan gampang diambil buat ditetaskan. Namun bila memasang ijuk, usahakan agar tidak dipasang mengambang dan diapit bambu, karena akan melukai kulit indukan. Maka, sebenarnya ijuk pasang didasar kolam menggunakan pemberat.

Pemijahan
Memijah artinya perkawinan yang diikuti dengan tingkah laku lele betina meletakkan telur dan dibuahi oleh yang jantan (fertilisasi). Sebaiknya induk jantan dan betina yang sudah dipilih itu dimasukkan ke dalam kolam pemijahan pada pagi hari. Maka seharian pasangan tersebut saling berkenalan serta mengadakan penyesuaian terhadap lingkungan kolam yang masih baru. Pada hari itu makanan yang diberikan ialah cacing tanah atau cacing sutera, tidak perlu banyak, asal cukup dimakan satu waktu saja selama 5 menit. Ikan yang hendak memijah agaknya kurang nafsu makannya.

Pemijahan berlangsung pada sore atau malam harinya. Esoknya dapat terlihat telur-telur tersebar menempel pada ijuk, tetapi sebagian ada yang tercecer di dasar kolam. Telur yang dibuahi berwarna kuning cerah dan akan menetas setelah 1 - 2 hari. Telur yang tidak terbuahi akan mati dan berwarna keruh, akhirnya ditumbuhi jamur. Selanjutnja induk diangkat dari kolam agar tidak mengkonsumsi telur dipindahkan ke dalam kolam lain untuk dipelihara dengan baik agar dapat bertelur lagi setelah pada saatnya tiba..

Sampai hari ketiga setelah menetas, benih lele belum makan, melainkan menyerap kuning telur yang masih tersisa pada bagian perutnya. Jumlah telur yang dihasilkan oleh induk lele dihitung pada besarnya induk itu. Makin besar badannya makin banyak telurnya. Rata-rata jumlah telur berkisar antara 1000 sampai 5000 butir. Apabila induknya sehat maka daya tetas telur cukup baik, hampir semuanya dapat menetas.

Proses penetasan telur atau Pendederan
Burayak atau benih ikan lele yang telah berumur 7 hari sebenarnya sudah dapat dipindahkan ke kolam lain, tetapi boleh juga tidak dipindahkan. Pemeliharaan bisa dilanjutkan di dalam kolam pemijahan. Pengipukan di dalam kolam dapat berlangsung selama 1 - 2 bulan, dengan diberi pakan buatan atau makanan yang terdiri atas organisme-organisme hidup seperti cacing sutera (Tubifex), cuk (jentik-jentik), kutiair, dan sebagainya.

Setelah masa pemeliharaan 2 bulan, benih lele mencapai ukuran 5-10 cm dapat dipasarkan (dijual). Selama pemeliharaan benih itu, pembudidaya/peternak memperhatikan burayak itu secara cermat setiap hari. Pemberian pakan tidak boleh berlebihan, melainkan diberikan sedikit demi sedikit sejumlah kira-kira habis termakan dalam waktu 15 menit, lalu pemberian pakan dihentikan. Sebaiknya dalam sehari diberi pakan beberapa kali, misalnya 4 - 5 kali sehari, pagi, siang, dan sore/senja.

Peternak harus memperhatikan keadaan air kolam, mengingat bahwa kolam tidak memperoleh aliran air terus- menerus karena keterbatasan air di daerah perkotaan jika memang dikota. Maka apabila terlihat air mulai keruh/kotor, supaya air diganti. Pada umumnya pergantian air sekali dalam 2 minggu sudah memadai.

Pemberian pakan dan Perawatan benih
Benih ikan lele yang baru saja menetas tidak perlu diberi makanan. Benih-benih itu hidup dari menyerap kuning telurnya. Pada ikan lele habisnya kuning telur itu 5 hari. Jadi sesudah waktu lima hari, benih ikan sudah dapat makan. Karena itu makanan biasanya harus tersedia. Di alam, benih-benih lele yang masih kecil-kecil itu memakan organisme-organisme yang terdapat di air, misalnya kutu air (Rotatoria, Cladosera, Copepoda, dan sebagainya) yang pasti banyak terdapat di air dalam sarangnya.

Dalam usaha pembenihan, orang mengusahakan agar benih-benih ikan yang sudah menetas itu tumbuh subur dan tidak banyak yang mati. Salah satu cara yakni memberi makanan secara khusus untuk anak-anak lele yang masih kecil-kecil itu. Untuk itu, dapat diberikan kutu-kutu ikan berupa binatang-binatang renik seperti disebutkan di atas. Binatang renik itu dapat diperoleh dari kolam-kolam lain yang subur, atau dapat  secara sengaja dibiakkan di dalam kolam-kolam kultur tersendiri.

Pemanenan benih
Air dikeluarkan dari kolam pemijahan itu sehingga hampir kering, maka burayak, benij leIe terkumpul di dalam cekungan di dasar kolam yang masih sedikit berair. Maka dengan mudah burayak ditangkap dengan seser.

Demikianlah artikel tentang cara budidaya ikan lele yang bisa disampaikan kepada Anda termasuk didalamnya Cara pembenihan Ikan Lele. Lihat pula artikel lainnya yang tidak kalah menarik. Semoga bermanfaat..

Minggu, 30 September 2012

Ikan Lele




Ikan Lele
Setidaknya terdapat enam jenis keluarga ikan berkumis ini, sebagian spesies pribumi dan sebagian lagi spesies asing, yang dapat dikembangkan di Indonesia.

1. Clarias batrachus dikenal sebagai ikan lele (Jawa),
· ikan kalang (Sumatera Barat),
· ikan maut (Sumatera Utara), dan
· ikan pintet (Kalimantan Selatan).

2. Clarias teysmani dikenal sebagai lele kembang (Jawa Barat),
· kalang putih (Padang).

3. Clarias melanoderma dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan),
· wais (Jawa Tengah),
· wiru (Jawa Barat).

4. Clarias nieuhofi dikenal sebagai ikan lindi (Jawa),
· limbat (Sumatera Barat),
· kaleh (Kalimantan Selatan).

5. Clarias loiacanthus dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat),
· ikan penang (Kalimantan Timur).

6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele dumbo atau King Cat Fish, spesies asing yang berasal Afrika.

Minggu, 23 September 2012

Emping Dan keceprek





Emping Dan keceprek
Bila berkunjung ke Cikadueun kurang lengkap jika tiada merasakan si kerupuk ini. Emping namanya orang menyebutkan atau keceprek (keripik, kerupuk;). Adalah suatu jenis makanan camilan (food snack) yang dibuat dari biji buah melinjo. Emping bukan merupakan makanan asing bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, karena bahannya amat gampang dan pohonnya, tumbuhan melinjo masih banyak dipelihara. Emping melinjo ini biasanya digunakan sebagai pelengkap makanan seperti gado-dado, soto, bakso, bubur ayam dan lain sebagainya, malahan sudah menjadi pelengkap makan pavorit ditiap-tiap rumah.

Proses pembuatannya sangat mudah dan sederhana, yaitu dengan menyangrai (mengoseng tidak sampai gosong) biji melinjo menggunakan media penggorengan apa saja yag penting tebal dan tahan panas, biasaya kwali tebal dan ada juga yang menggunakan periuk, bahan terbuat dari tanah seumpama keramik. Sibiji dioseng bersama pasir agar panasnya merata tunggu hingga masak. Setelah dianggap matang kemudian diambil bijinya untuk diperoses menjadi emping. Dan proses ini, biji buah masih panas karena bila dibiarkan dingin, megupasannya tidak semudah bila masih panas. Pertama dikupas kulit dengan cara dimemarkan lalu setelah semua kulitnya hilang kemudian dipukul-pukul sampai tipis, entah itu dibuat satu piringan atau satu piringan dari dua, lima biji emping tergantung bagaimana emping akan dibuatnya.  Dan secara pembuatannya kadang dapat dicampur dengan udang atau kerang untuk menambah rasa dan rupa yang telah digoreng.

Sebenarnya hasil peroses pembuatan emping ini ada dua macam: emping dan keceprek. Bila ingin dibuat emping maka pemukulan biji buah melinjo lebih dari satu kali pukulan hingga bentuknya pipih bagai duit receh. Beda jika diperoses menjadi keceprek, cara pembuatannya cukup dipukul satu kali. Agaknya tidak berlebihan memang, bagi yang belum tahu bentuk emping dan keceprek akan mengatakan kerupuk emping saja.

Bila peroses pembuatannya telah selesai dan banyak diperoduksi, artinya bukan sekedar untuk dikonsumsi peribadi dan keluarga saja maka dampak ekonomisnya jelas telah menunggu didepan. Biasanya emping dan keceprek dipasarkan dalam keadaan mentah namun tidak sedikit pula yang sudak dimasak. Banyak pula dibeli sebagai kenang-kenangan, oleh-oleh, tanda mata untuk keluarga dirumah bagi para pengunjung yang ziarah di Cikadueun.

Oleh-oleh Emping Dan keceprek


Kamis, 20 September 2012

Jengkol




Jengkol
Bij Jengkol
Pendahuluan.

Jengkol atau jering (Archidendron pauciflorum, sinonim: A. jiringa, Pithecellobium jiringa, dan P. lobatum) adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara. Tanaman jengkol berupa pohon yang tingginya dapat mencapai 10-26 meter. Tanaman jengkol diperkirakan juga mempunyai kemampuan menyerap air tanah yang tinggi sehingga bermanfaat dalam konservasi air di suatu tempat. Buahnya berupa polong karena termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) berbentuk gepeng dan berbelit. Warna buahnya lembayung tua. Setelah tua, bentuk polong buahnya menjadi cembung dan di tempat yang mengandung biji ukurannya membesar. Tiap polong dapat berisi 5-7 biji. Bijinya berkulit ari tipis dan berwarna cokelat mengkilap. Bijinya digemari di Malaysia, Thailand, dan Indonesia sebagai bahan pangan.

Pemanfaatan

Cara Pengolahan Biji
Biji jengkol dapat dimakan segar ataupun diolah. Olahan paling umum adalah disemur, dan dikenal oleh orang Sunda sebagai ati maung atau "hati macan". Secara berkelakar orang juga menyebutnya sebagai "kancing levis" karena bentuknya yang bundar diasosiasikan dengan kancing pada jins Levi's. Bijinya lunak dan empuk. Tekstur inilah yang membuatnya disukai. Selain disemur, biji jengkol juga dapat dibuat menjadi keripik seperti halnya emping dari melinjo, dengan cara ditumbuk/digencet hingga pipih, dikeringkan dan digoreng dengan minyak panas.

Semur Jengkol
Semur Jengkol

Aroma khas
Aromanya agak menyerupai petai tetapi lebih lemah. Namun demikian berbau berbeda dibandingkan bau petai bila sudah dibuang dari urin tetapi tetap menyengat. Bau tak sedap adalah salah satu ciri paling menonjol dari bahan pangan bernama jengkol. Dalam soal bau, mungkin hanya petai yang bisa mengalahkan jengkol, meski bau jengkol relatif lebih “lembut”, tidak semenyengat petai. Soal bau ini ada guyonan, jika ingin menghilangkan bau tak sedap usai makan petai, makanlah jengkol, atau sebaliknya. Yang jadi pertanyaan, mengapa jengkol bisa menimbulkan bau tak sedap?.

Penyebab bau itu sebenarnya adalah asam amino yang terkandung di dalam biji jengkol. Asam amino itu didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur sulfur (S) atau nama umumnya belerang. Untuk lebih mempermudah mendapat gambaran bau jengkol dalam kaitan dengan unsur belerang adalah bau yang ditimbulkan saat kita berkunjung ke kawah yang kandungan beleranganya cukup tinggi.

Ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau karena pengaruh sulfur tersebut. Salah satu gas yang terbentuk dengan unsur itu adalah gas H2S yang terkenal sangat bau.

Bau yang ditimbulkan dari jengkol sebenarnya cukup mengganggu, terutama bagi orang lain yang tidak ikut makan. Apalagi dengan air seni yang dikeluarkannya. Jika pemakan jengkol ini buang air di WC dan kurang sempurna membilasnya, WC akan berbau tidak enak dan mengganggu ketenangan orang lain. Karena faktor bau itu pula menjadikan jengkol selalu ditempatkan sebagai makanan kelas bawah dan orang yang menyukai jengkol kerap merasa malu jika diketahui orang lain. Bagi sebagian kalangan, sangat mungkin menghindari makan jengkol hanya demi jaga gengsi, padahal mereka sebetulnya penggemar berat jengkol.

Sebenarnya, bau jengkol dapat dikurangi, meski belum bisa dihilangkan sama sekali. Banyak cara bisa dilakukan, salah satunya melalui proses perendaman dan perebusan. Dengan demikian, kedua proses tersebut selain bermanfaat untuk melunakkan biji jengkol, juga berperan dalam mengurangi bau tak sedap. Selain itu, agar bau tidak terlalu menyengat, saat buang air juga harus menggunakan teknik yang benar, misalnya dengan membilas sebelum dan sesudah buang air, plus menambahkan karbol atau pengharum lantai. Dengan karbol, walaupun bau jengkol tidak hilang sama sekali, baunya bisa bersaing dengan bau karbol yang beraroma jerut, apel, atau lavender.

Jengkol Balado
Jengkol Balado
Manfaat Buah Jengkol

Dibalik bau yang ditimbulkan jengkol, ternyata terkandung manfaat yang berguna bagi kesehatan. Berdasarkan penelitian Soemitro (1987), senyawa aktif dalam kulit halus buah cenderung menunjukkan efek penurunan kadar gula darah yang besar sehingga baik untuk penderita diabetes. Menurut berbagai penelitian yang lainnya menunjukkan bahwa jengkol juga kaya akan karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin B, Vitamin C, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri, steroid, glikosida, tanin, dan saponin. Khusus untuk vitamin C terdapat kandungan 80 mg pada 100 gram biji jengkol, sedangkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan per hari adalah 75 mg untuk wanita dewasa dan 90 mg untuk pria dewasa.

Selain itu, Jengkol merupakan sumber protein yang baik, yaitu 23,3 g per 100 g bahan. Kadar proteinnya jauh melebihi tempe yang selama ini dikenal sebagai sumber protein nabati, yaitu hanya 18,3 g per 100 g. Kebutuhan protein setiap individu tentu saja berbeda-beda. Selain untuk membantu pertumbuhan dan pemeliharaan, protein juga berfungsi membangun enzim, hormon, dan imunitas tubuh. Karena itu, protein sering disebut zat pembangun.

Untuk zat besi, Jengkol mengandung 4,7 g per 100 g. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Gejala-gejala orang yang mengalami anemia defisiensi zat besi adalah kelelahan, lemah, pucat dan kurang bergairah, sakit kepala dan mudah marah, tidak mampu berkonsentrasi, serta rentan terhadap infeksi. Penderita anemia kronis menunjukkan bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah sulit menelan.

Remaja, wanita hamil, ibu menyusui, orang dewasa, dan vegetarian adalah yang paling berisiko untuk mengalami kekurangan zat besi. Di dalam tubuh, besi sebagian terletak dalam sel-sel darah merah sebagai heme, suatu pigmen yang mengandung inti sebuah atom besi.

Jengkol juga sangat baik bagi kesehatan tulang karena tinggi kandungan kalsium, yaitu 140 mg/ 100 g. Peran kalsium pada umumnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu membantu pembentukan tulang dan gigi, serta mengatur proses biologis dalam tubuh. Keperluan kalsium terbesar adalah pada saat masa pertumbuhan, tetapi pada masa dewasa konsumsi yang cukup sangat dianjurkan untuk memelihara kesehatan tulang. Konsumsi kalsium yang dianjurkan pada orang dewasa adalah 800 mg per hari. Kandungan fosfor pada jengkol (166,7 mg/100 g) juga sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi, serta untuk penyimpanan dan pengeluaran energi.

Kaya gizi

Jika karena faktor bau dan ketakutan terhadap kemungkinan keracunan asam jengkolat, orang boleh saja menghindari makan jengkol. Namun, jika menolak jengkol hanya karena menganggap jengkol makanan tak bergizi, sebaiknya pandangan tersebut dikoreksi. Mengapa?

Di luar urusan bau dan kandungan asam jengkolat penyebab keracunan, jengkol sesungguhnya termasuk bahan pangan kaya gizi. Hasil penelitian memperlihatkan, jengkol kaya karbohidrat, protein, vitamin A, B, dan C, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri, steroid, glikosida, tanin, dan saponin. Bahkan, kandungan protein jengkol masih lebih tinggi daripada tempe (18,3 gram per 100 gram bahan) yang selama ini disebut-sebut sebagai sumber pangan nabati berprotein tinggi.

Jengkol merupakan sumber protein yang baik, yaitu 23,3 g per 100 g bahan. Kadar proteinnya jauh melebihi tempe yang selama ini dikenal sebagai sumber protein nabati, yaitu hanya 18,3 g per 100 g.

Kebutuhan protein setiap individu tentu saja berbeda-beda. Selain untuk membantu pertumbuhan dan pemeliharaan, protein juga berfungsi membangun enzim, hormon, dan imunitas tubuh. Karena itu, protein sering disebut zat pembangun.

Protein juga memberikan efek menenangkan otak. Protein membantu otak bekerja dengan cepat dalam menerima pesan. Bagi anak-anak, protein sangat berperan untuk perkembangan tubuh dan sel otaknya. Pada orang dewasa, apabila terjadi luka memar dan sebagainya, protein dapat membangun kembali sel-sel yang rusak.

Dalam 100 gram biji jengkol, terkandung energi 133 kkal, protein 23,3 gram, karbohidrat 20,7 gram, vitamin A 240 SI, vitamin B 0,7 mg, vitamin C 80 mg, fosfor 166,7 mg, kalsium 140 mg, besi 4,7 mg, dan air 49,5 gram. Sebagai catatan, angka kecukupan gizi vitamin C yang dianjurkan per hari adalah 75 mg untuk wanita dewasa dan 90 mg untuk pria dewasa. Ini berarti, untuk memenuhi kebutuhan vitamin C per hari, kita cukup mengonsumsi jengkol sekitar 100 gram.

Tinggi Kalsium

Karena jengkol kaya akan zat besi, tidak heran jika jengkol sering dianjurkan bagi para penderita anemia. Jengkol juga sangat baik bagi kesehatan tulang karena tinggi kandungan kalsium, yaitu 140 mg/100 g. Peran kalsium pada umumnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu membantu pembentukan tulang dan gigi, serta mengatur proses biologis dalam tubuh.

Jengkol cukup kaya akan zat besi, yaitu 4,7 g per 100 g. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Gejala-gejala orang yang mengalami anemia defisiensi zat besi adalah kelelahan, lemah, pucat dan kurang bergairah, sakit kepala dan mudah marah, tidak mampu berkonsentrasi, serta rentan terhadap infeksi. Penderita anemia kronis menunjukkan bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah sulit menelan.

Remaja, wanita hamil, ibu menyusui, orang dewasa, dan vegetarian adalah yang paling berisiko untuk mengalami kekurangan zat besi. Di dalam tubuh, besi sebagian terletak dalam sel-sel darah merah sebagai heme, suatu pigmen yang mengandung inti sebuah atom besi.

Jengkol juga sangat baik bagi kesehatan tulang karena tinggi kandungan kalsium, yaitu 140 mg/ 100 g. Peran kalsium pada umumnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu membantu pembentukan tulang dan gigi, serta mengatur proses biologis dalam tubuh.

Keperluan kalsium terbesar adalah pada saat masa pertumbuhan, tetapi pada masa dewasa konsumsi yang cukup sangat dianjurkan untuk memelihara kesehatan tulang. Konsumsi kalsium yang dianjurkan pada orang dewasa adalah 800 mg per hari. Kandungan fosfor pada jengkol (166,7 mg/100 g) juga sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi, serta untuk penyimpanan dan pengeluaran energi.

Gangguan kesehatan

Selain bau, jengkol dapat mengganggu kesehatan seseorang karena konsumsi jengkol berlebihan menyebabkan terjadinya penumpukan kristal di saluran urin, yang disebut "jengkolan". Ini terjadi karena jengkol mengandung asam jengkolat  (jencolid acid) yang tinggi dan sukar larut di air pada pH yang asam dan akhirnya mengendap dalam ginjal, membentuk kristal padat hingga bisa berakibat sulit membuang air seni. Jika pH darah kita netral, asam jengkolat aman-aman saja, tapi jika cenderung asam (pH kurang dari 7) asam jengkolat membentuk kristal tak larut hingga bisa berakibat sulit membuang air seni. Risiko terkena jengkolan ini tidak tergantung pada banyaknya jengkol yang dikonsumsi, tetapi bergantung pada kerentanan tubuh seseorang. Orang yang rentan, mengonsumsi sedikit jengkol saja dapat menyebabkan terjadinya jengkolan. Yang mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap asam jengkolat diduga akibat faktor genetik dan lingkungan.

Dengan demikian, sesungguhnya banyak manfaat yang diperoleh dari mengonsumsi jengkol dan ini hanya masukan saja, bukan doktrin yang mengharuskan Anda untuk percaya dan mengikuti agar mengkonsumsi jengkol, tapi hanya sekedar Anda tahu bahwa ada khasiat dibalik sayuran polong berbau ini. Apabila ada info terbaru seputar khasiat dan manfaat Biji Jengkol ini akan di update atau ditambahkan disini, Siapa tau bisa dimanfaatkan buat kecantikan wanita atau bisa dibuat parfum aneh [2].

Sumber:
  1. Jering/jengkol
  2. Khasiat dan Manfaat
  3. Manfaat Jengkol Bagi Kesehatan
 
We on Scribd DMCA.com