Peribahasa: "Sudah gaharu cendana pula"
Gaharu yang menghasilkan getah dan minyak beraroma harum digunakan dalam berbagai produk seperti kosmetik, berbagai macam obat, pengharum ruangan, pewangi badan dan aneka dupa. Dari situ saja dapat dibayangkan betapa besar kebutuhan gaharu ini. Berbagai ritual keagamaan membutuhkan dupa untuk memperlancar aktivitasnya. Belum lagi untuk industri lainnya. Yang perlu diingat bahwa seluruh dunia sangat membutuhkan produk berbahan gaharu ini, padahal gaharu hanya tumbuh di beberapa tempat yang spesifik. Tak heran jika beberapa spesiesnya harus dilindungi lantaran kecepatan tebangnya tidak imbang dengan banyaknya tanaman baru yang ditanam. Kondisi gaharu dan kayu jabon saat ini hampir serupa, yang liar hamper semakin habis dan penanam masih sedikit yang panen. Tak heran jika masih banyak orang yang ragu untuk menanmnya. Namun, satu dua yang sudah mulai menjual produknya, bisa menjadi contoh dan penyemangat agar yang lain segera ikut menanamnya.
Gaharu ( aqualaria sp ) adalah pohon / tanaman keras yang mempunyai kandungan dammar yang wangi. Tanaman ini banyak tumbuh di dataran rendah sampai agak tinggi. Iklim Indonesia sangat cocok bagi pertumbuhan tanaman gaharu. Tanaman ini setelah berumur beberapa tahun dan terinfeksi, akan memunculkan gubal yang harganya sangat menarik. Jika tanaman telah terinfeksi, maka tinggal menunggu untuk saat tebang. Selama ini, produksi gaharu berasal dari alam. Saat gaharu tua mulai jarang, gaharu muda juga sering diperlakukan tertentu agar memproduksi getah. Lama – lama ketersediaan di alam pun semakin menipis. Pada tahun 1984, CITES (Convention On Internasional Trade in Endangared Species ) bahkan perlu mengeluarkan peringatan Appendix II untuk beberapa jenis gaharu. Hal ini dilatar belakangi penebangan gaharu yang membabi buta lantern tergiur hasilnya. Yang lucu, beberapa pengolah gaharu banyak pula yang keliru dengan menebang pohon yang salah. Mereka belum tahu pohon mana yang berpotensi menghasilkan produk dan mana yang masih berupa kayu polos, belum diapa-apakan serta tidak mengandung apa-apa.